Rabu, 07 September 2011

PENANGANAN PASCA PANEN JAGUNG HIBRIDA

I.       Pendahuluan

            Jagung (Zea mays) merupakan sumber karbohidrat yang memegang peranan sebagai bahan makanan dan bernilai gizi tinggi, baik untuk manusia maupun pakan ternak, disamping juga untuk minuman sirup, kopi, kertas, minyak, cat dan lain-lain.

II.      Tujuan
          Penanganan pasca panen jagung hibrida dilaksanakan dengan tujuan : untuk menghindari kerusakan hasil produksi, untuk meningkatkan mutu produksi, untuk menghindari kehilangan hasil karena susut tercecer di waktu panen dan untuk meningkatkan pendapatan petani pelaksana usahatani jagung.

III.    Panen
          Ciri-ciri tanaman jagung dapat dipungut hasilnya, terutama untuk jagung hibrida adalah :
1.                 Umur buah sudah diatas 7 minggu setelah berbunga
2.                 Kelobotnya berwarna coklat muda dan kering
3.                 Bijinya mengkilat dan bila ditekan dengan ibu jari tidak membekas
4.                 Kadar air berkisar antara 35-40% dan permanen
Jagung hibrida pada umumnya jarang dipanen/dipetik muda sebagai bahan makanan ringan (jagung rebus) seperti jagung manis atau jagung-jagung lokal lainnya. Kebanyakan jagung hibrida dipanen setelah usia tua, untuk dijadikan bahan baku olahan konsumsi (manusia, ternak) dan bahan baku industri lainnya.
IV.    Pengolahan dan Penanganan Pasca Panen
          Pengolahan jagung ada 2 macam yaitu :
          1.       Pengolahan basah (wet process), adalah pengolahan jagung yang dilakukan dengan merendam jagung terlebih dahulu di dalam air sehingga menghancurkannya lebih mudah, dan setelah itu dikeringkan.
          2.       Pengolahan kering (dry process), adalah pengolahan secara kering tanpa perendaman, biasanya menghancurkannya lebih sukar dibandingkan dengan cara basah.
          Penanganan pasca panen jagung adalah semua kegiatan yang dilakukan sejak jagung dipanen sampai dipasarkan kepada konsumen, kegiatannya meliputi : pemanenan, pengangkutan, pengeringan, penundaan, perontokan dan penyimpanan. Kegiatan penanganan pasca panen pada umumnya dilakukan oleh petani, kelompok tani, koperasi dan para pedagang pengumpul serta didukung oleh berbagai lembaga dalam masyarakat dalam satu kesatuan, maka disebut dengan istilah Sistem Penanganan Pasca Panen.
          Berdasarkan hasil pengamatan cara penanganan pasca panen tradisional diperoleh perkiraan susut pasca panen jagung pada kadar air rendah, dan pada kadar air tinggi seperti pada tabel berikut :






          Tabel perkiraan susut pasca panen tradisional untuk jagung yang dipanen pada kadar air rendah.
No
Kegiatan Pasca Panen
Susut Tercecer (%)
Susut Mutu (%)
1
Panen (kadar air 17-20%)
0,1
3,0 *)
2
Pengangkutan ke rumah (kadar air 17-20%)
0,1
-
3
Pemipilan dengan tenaga manusia (kadar air 17-20%)
0,5-4,0
0,0-4,0
4
Penjemuran jagung pipil 1-3 hari
0,5
2,0

Jumlah susut
1,2-4,7
5,0-9,0
          *) karena kegiatan tertunda akibat gangguan cuaca
          Sumber Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Lampung

          Tabel perkiraan susut pasca panen tradisional untuk jagung yang dipanen pada kadar air tinggi.
No
Kegiatan Pasca Panen
Susut Tercecer (%)
Susut Mutu (%)
1
Panen (kadar air 35-40%)
0,1
2,0 *)
2
Pengangkutan ke rumah (kadar air 35-40%)
0,1
-
3
Penjemuran jagung tongkol 5-7 hari (kadar air 17-20%)
0,5
2,0 *)
4
Pemipilan dengan tenaga manusia (kadar air 17-20%)
0,5-4,0
0,0-4,0
5
Penjemuran jagung pipil 1-3 hari (kadar air 15-17%)
0,5
2,0 *)

Jumlah susut
1,7-5,2
6,0-10,0
          *) karena kegiatan tertunda akibat gangguan cuaca
          Sumber Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Lampung

          Cara penanganan panen dan pasca panen yang kurang baik akan memberikan dampak yang buruk terhadap mutu jagung, apabila mutu jagung menurun, maka harga jual menurun dan pendapatan petani menjadi lebih rendah.
          Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi baik buruknya mutu jagung adalah adanya jamur dan cendawan yang ditandai dengan warna kehitam-hitaman, kehijau-hijauan atau putih pada buah jagung. Salah satu diantara jamur tersebut adalah Aspergilis sp yang menghasilkan racun aslatoksin dan berbahaya bagi manusia maupun ternak lainnya, jamur tersebut dapat dimatikan dengan pemanasan tetapi racunnya tidak dapat ditangkal dengan pemanasan.

V.      Penutup
          Secara ringkas penanganganan pasca panen jagung hibrida adalah seluruh kegiatan yang diawali dari proses pemanenan sampai dengan pemasaran hasil produksi kepada konsumen.

Tidak ada komentar: