Jamur
tiram merupakan salah satu jenis jamur
yang cukup populer di tengah masyarakat Indonesia, selain Jenis jamur lainnya
seperti jamur merang, jamur kuping dan jamur shitake. Pada umumnya jamur tiram dikonsumsi oleh
masyarakat sebagai sayuran untuk kebutuhan sehari-hari. Namun sebagian orang
menjalankan bisnis olahan jamur tiram misalnya berbentuk keripik jamur tiram dan
bentuk lain. Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan
nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram
mengandung protein, lemak, fospor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi
dibandingkan dengan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam
amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol.
PERSIAPAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM
1.Bangunan/Ruangan Budidaya Jamur
Tiram
Pada dasarnya bangunan bisa
memanfaatkan ruangan yang ada dalm rumah, biasanya bangunan untuk budidaya
Jamur Tiram bangunan jamur terdiri dari beberapa ruangan, diantaranya:
1.Ruang persiapan
Ruang persiapan adalah ruangan yang berfungsi untuk
melakukan kegiatan Pengayakan, Pencampuran, Pewadahan, dan Sterilisasi.
2. Ruang
Inokulasi
Ruang Inokulasi adalah ruangan yang
berfungsi untuk menanam bibit pada media tanam, ruang ini harus mudah
dibersihkan, tidak banyak ventilasi untuk menghindari kontaminasi (adanya
mikroba lain).
3. Ruang
Inkubasi
Ruangan ini memiliki fungsi untuk
menumbuhkan miselium jamur pada media tanam yang sudah di inokulasi (Spawning).
Kondisi ruangan diatur pada suhu 22 – 28 derajat C dengan kelembaban 60% – 80%,
Ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak bambu untuk menempatkan media tanam dalam
kantong plastic (baglog) yang sudah di inokulasi.
4.Ruang Penanaman
Ruang penanaman (growing) digunakan
untuk menumbuhkan tubuh buah jamur. Ruangan ini dilengkapi juga dengan rak-rak
penanaman dan alat penyemprot/pengabutan. Pengabutan berfungsi untuk menyiram
dan mengatur suhu udara pada kondisi optimal 16 – 22 derajat C dengan
kelembaban 80 – 90%.
5. Peralatan
Dan Bahan Budidaya Jamur Tiram
Peralatan yang digunakan pada budidaya jamur diantaranya, Mixer, cangkul,
sekop, filler, botol, boiler, gerobak dorong, sendok bibit, centong.
Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah Serbuk
kayu, bekatul (dedak), kapur (CaCO3), gips (CaSO4), tepung jagung (biji-bijan),
glukosa, kantong plastik, karet, kapas, cincin plastik.
PROSES DAN TEKNIK BUDIDAYA JAMUR
TIRAM
1. Persiapan Bahan
Bahan yang harus dipersiapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur, gips, tepung jagung, dan glukosa.
Bahan yang harus dipersiapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur, gips, tepung jagung, dan glukosa.
2.
Pengayakan
Serbuk kayu yang diperoleh dari
penggergajian mempunyai tingkat keseragaman yang kurang baik, hal ini berakibat
tingkat pertumbuhan miselia kurang merata dan kurang baik. Mengatasi hal
tersebut maka serbuk gergaji perlu di ayak. Ukuran ayakan sama dengan untuk
mengayak pasir (ram ayam), pengayakan harus mempergunakan masker karena dalam
serbuk gergaji banyak tercampur debu dan pasir
3.
Pencampuran
Bahan-bahan yang telah ditimbang
sesuai dengan kebutuhan dicampur dengan serbuk gergaji selanjutnya disiram
dengan air sekitar 50 – 60 % atau bila kita kepal serbuk tersebut menggumpal
tapi tidak keluar air. Hal ini menandakan kadar air sudah cukup.
4.
Pengomposan
Pengomposan adalah proses pelapukan
bahan yang dilakukan dengan cara membumbun campuran serbuk gergaji kemudian
menutupinya dengan plastic
5. Pembungkusan (Pembuatan Baglog)
Pembungkusan menggunakan plastik
polipropilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan. Cara membungkus yaitu dengan memasukkan
media ke dalam plastik kemudian dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau
menggunakan filler (alat pemadat) kemudian disimpan.
6.
Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan dengan
mempergunakan alat sterilizer yang bertujuan menginaktifkan mikroba, bakteri,
kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam.
Sterilisasi dilakukan pada suhu 90 – 100 derajat C selama 12 jam.
7.
Inokulasi (Pemberian Bibit)
Inokulasi adalah kegiatan memasukan
bibit jamur ke dalam media jamur yang telah disterilisasi. Baglog ditiriskan
selama 1 malam setelah sterilisasi, kemudian kita ambil dan ditanami bibit
diatasnya dengan mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar + 3 sendok
makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit Jamur Tiram
yang baik yaitu:
- Varitas unggul
- Umur bibit optimal 45 – 60 hari
- Warna bibit merata
- Tidak terkontaminasi
- Umur bibit optimal 45 – 60 hari
- Warna bibit merata
- Tidak terkontaminasi
8.
Inkubasi (masa pertumbuhan miselium) Jamur Tiram
Inkubasi Jamur Tiram dilakukan
dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu. Inkubasi
dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan
tampak putih merata antara 40 – 60 hari.
9. Panen
Jamur Tiram
Panen dilakukan setelah pertumbuhan
jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanenan ini biasanya dilakukan 5 hari
setelah tumbuh calon jamur. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk
mempertahankan kesegarannya dan mempermudah pemasaran.